Minggu, 05 Oktober 2014

mahkota dewa sebagai analgetik

BAB III
METODE PENELITIAN
A.     Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan jumlah perlakuan adalah 5 kali perlakuan yaitu infusa daun mahkota dewa konsentrasi 10%, 20%, 30%, kontrol positif, dan kontrol negtif dengan 5 kali pengulangan.  

B.     Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) segar dan sudah tua yaitu dimulai dari daun ketujuh yang dihitung dari ujung tangkai. Diperoleh dari daerah Sukarame Bandar Lampung yang sebelumnya telah diidentifikasi keasliannya di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang.

C.     Tempat dan waktu Penelitian
Pengujian efek analgetik dilakukan di laboratorium Patologi Balai Veteriner Lampung (BVL) di Jalan Untung Suropati No.2 Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung dan pembuatan sediaan infusa dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Farmasi Poltekkes Tanjung Karang. Waktu penelitian dilakukan  pada bulan Juni tahun 2014.

D.    Pengumpulan data
1.      Pengulangan (Replikasi)
Besar sampel pada penelitian ini dapat dihitung dengan rumus:
(n-1) (t-1) ≥ 15
n = besar pengulangan
t = jumlah kelompok/perlakuan
(Hanafiah, 2005:6)
Dalam  penelitian  ini terdapat 5 perlakuan yang terdiri dari kelompok kontrol negatif, kelompok uji 1, kelompok uji 2, kelompok 3, dan kelompok kontrol positif. Bila dimasukkan  ke dalam rumus maka dapat ditentukan pengulangan per kelompok yaitu :
(n-1)(t-1) ≥15                         
(n-1)(5-1)≥15
(n-1)  (4) ≥15
     (4n-4) ≥15
        4n    ≥ 19/4
          n    ≥ 4,75 → 5
Maka besar pengulangan  per kelompok  minimal 5 ekor mencit. Sehingga dalam penelitian  ini dipakai 25 ekor  mencit, yang terdiri dari 5 ekor mencit per kelompok.
2.      Alat dan Bahan Penelitian
a.   Alat Penelitian
Kompor , panci, termometer, hot plate yang dilengkapi dengan termostat (pengatur suhu), kurungan mencit, timbangan, spuit oral 0,5 dan 1 ml , stopwatch, beaker  glass 250 ml,  gelas ukur 200 ml, labu ukur 50  ml, pipet ukur 10 ml, buret 25 ml, pipet tetes, sarung tangan, dan masker.
b.   Bahan Penelitian
Infusa daun mahkota dewa konsentrasi 10%, 20% dan 30%, suspensi asam mefenamat dengan dosis 1,3 mg/ml, aquadest.

3.      ProsedurKerjaPenelitian
a.   Identifikasi tanaman
Identifikasi tanaman dilakukan di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang untuk menetapkan kebenaran sampel daun mahkota dewa berkaitan dengan ciri-ciri makroskopis daun mahkota dewa.
b.   Pembuatan infusa
1)      Ditimbang 20, 40 dan 60 gram daun mahkota dewa,
2)     Ditambahkan air 200 ml ke dalam panci, kemudian dipanaskan sampai suhu 90°C lalu dimasukkan daun mahkota dewa sambil sekali-sekali diaduk.
3)      Ditunggu hingga 15 menit
4)     Infusa diserkai (disaring) dalam keadaan panas dengan menggunakan kain kasa atau flanel.
5)     Ditambahkan aquadest sampai volume yang diinginkan yaitu sebanyak 200 ml
6)     20 gram daun mahkota dewa dalam 200 ml air merupakan konsentrasi infusa 10%,
7)     40 gram daun mahkota dewa dalam 200 ml air merupakan konsentrasi infusa 20%,
8)     60 gram daun mahkota dewa dalam 200 ml air merupakan konsentrasi infusa 30% (Depkes RI, 1995:9)
c.       Pembuatan suspensi asam mefenamat
1)     Diambil 6,5 ml suspensi asam mefenamat dari sediaan yang mengandung 10 mg/ ml asam mefenamat
2)     Dikalibrasi wadah / botol yang akan digunakan 50 ml, dimasukan 6,5 ml suspensi asam mefenamat kedalam botol yang telah dikalibrasi, ditambahkan air hingga 50 ml lalu larutan suspensi dikocok.
d.      Persiapan Hewan Percobaan
1)      Mencit ditimbang dengan persyaratan berat 20-30 gram.
2)     Dilakukan penyeleksian untuk uji kemampuan mencit, mencit yang digunakan adalah mencit yang memberikan respon dalam waktu 3-6 detik setelah ditempatkan pada plat panas (55 ).
3)     Penyeleksian dilakukan hingga diperoleh 25 ekor mencit yang memenuhi persyaratan.
4)     25 ekor mencit yang telah disiapkan dikelompokkan masing-masing 5 ekor pada tiap kelompok, kelompok 1 adalah mencit yang akan diberi aquadest (kontrol negatif), kelompok 2 adalah mencit yang akan diberi infusa 10%, kelompok 3 mencit yang akan diberi infusa 20%, kelompok 4 adalah mencit yang akan diberi infusa 30%, dan kelompok 5 adalah mencit yang akan diberi suspensi asam mefenamat(kontrol positif).
5)     Sebelum perlakuan, mencit dipuasakan selama 18 jam dalam artian makan tidak diberi tetapi minum diberi ( Kelompok Kerja Ilmiah, 1993:5).
e.    Pemeriksaan kemampuan analgetik
1)      Prinsip Kerja
Hewan percobaan yang ditempatkan di atas plat panas dengan suhu tetap sebagai stimulasi nyeri akan memberikan respon dalam bentuk mengangkat atau menjilat telapak kaki depan, atau meloncat. Selang waktu antara pemberian stimulus nyeri dan terjadinya respon, yang disebut waktu reaksi dapat diperpanjang dengan pengaruh infusa daun mahkota dewa (Kelompok Kerja Ilmiah, 1993).
2)      Pemeriksaan waktu reaksi normal
Waktu reaksi normal dilakukan dengan mengamati reaksi mencit pada 10 menit dan 5 menit sebelum pemberian larutan uji dengan cara meletakkan mencit diatas plat panas.
3)      Pemeriksaan waktu reaksi perlakuan
a)      Satu ekor mencit tiap kelompok secara oral diberi perlakuan kelompok 1 diberi 1,0 ml aquadest (kontrol negatif), kelompok 2 diberi 0,5 ml infusa konsentrasi 10% , kelompok 3 diberi 0,5 ml infusa konsentrasi 20%,  kelompok  4 diberi 0,5 ml infusa konsentrasi 30%, dan kelompok 5 diberi 1 ml suspensi asam mefenamat 1,3 mg/ml (kontrol positif).
b)      Sepuluh menit setelah perlakuan mencit diletakan di atas plat panas, diamati waktu reaksi hingga mencit memberikan repon berupa mengangkat kaki depan, menjilat kaki depan atau meloncat, dicatat waktu reaksi, kemudian mencit diangkat, Setelah menit ke-20 mencit kembali diletakan di atas plat panas, diamati waktu reaksi hingga mencit memberikan respon berupa mengangkat kaki depan, menjilat kaki depan atau meloncat, dicatat waktu reaksi, dilakukan hal yang sama setelah 30, 45, 60, dan 90 menit setelah perlakuan. Waktu reaksi adalah waktu saat diletakkan di atas plat panas (55 ) sampai tepat memberikan respon (kaki depan diangkat atau dijilat atau meloncat).
c)      Uji replikasi dilakukan sebanyak lima kali. Uji replikasi ini dilakukan dengan cara menguji kemampuan analgetik pada satu mencit/kelompok terlebih dahulu, dilanjutkan dengan satu mencit/kelompok kembali, dilakukan hal sama hingga seluruh mencit per kelompok mendapat perlakuan.
d)      Waktu reaksi dari tiap tahap pembacaan dan tiap hewan dicatat, ditabulasi dan dievaluasi (Kelompok Kerja Ilmiah, 1993).

E.     Pengolahan dan Analisis Data
1.      Teknik Pengumpulan Data
Data yang didapat berupa waktu lama bertahan di plat panas pada waktu setelah diberi zat uji sampai memberikan respon berupa kaki depan diangkat atau dijilat , dan atau meloncat yaitu dengan menghitung rata-rata waktu reaksi untuk kontrol negatif, infusa konsentrasi 10%, 20% dan 30%, dan kontrol positif.



2.      Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah jenis bivariat. Data-data hasil pengujian disajikan dalam bentuk tabel dan gambar kemudian dianalisa dengan Analisis of Varian (ANOVA) karena dalam penelitian ini menggunakan lebih dari dua perlakuan, apabila terdapat perbedaan nyata yaitu perbedaan antara F hitung dengan F tabel maka dilanjutkan dengan analisis multi comparison jenis Bonferroni  yang bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut kelompok mana saja yang berbeda secara bermakna dengan  taraf kepercayaan 95% (p<0,05) (Hastono, 2007:108-109).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar